Berikut adalah daftar sampah yang benar-benar tidak bisa dijadikan pupuk kompos, sebagian karena berbahaya untuk tanah dan tanaman, serta sebagian karena tidak bisa diurai (tidak akan hancur) walau dikubur dalam tanah selama ratusan tahun.
11 Jenis Sampah yang Tidak Bisa Dijadikan Pupuk Kompos |
Jangan Campur 11 Jenis Sampah ini Dengan Bahan Kompos
1. Bibit, tanaman, dan rumput yang berpenyakit
Pilih tanaman yang akan dikompos dengan baik dan pastikan tanaman tersebut tidak berpenyakit. Tanaman yang berpenyakit bisa menularkan fungal dan bakteri pada tanaman lain yang diberi pupuk kompos berpenyakit itu.
2. Berbagai produk susu
Susu dan produk olahan susu (keju, yogurt, dsb) bisa menarik kutu dan hama untuk datang. Kalau bahan kompos dan kebun tidak ingin didatangi kutu dan hama, jangan membuat kompos dari produk susu.
3. Daging
Sisa daging dan tulang dari dapur memang bisa diurai dalam proses pengomposan, tapi sisa daging dan tulang akan membuat bahan kompos penuh dengan kutu & hama. Ini juga akan membuat bahan kompos bau menyengat (lebih bau dari bau kompos biasanya).
4. Lemak & minyak
Lemak & minyak tidak bisa diurai, tidak bisa tercampur dengan air, dan akan melapisi bahan kompos lainnya sehingga sulit diurai. Lemak & minyak juga akan menarik hama binatang untuk datang.
5. Kulit kacang kenari (walnut)
Kulit kacang kenari (walnut) mengandung juglone yang merupakan racun untuk tanaman lain. Juglone adalah zat kristal beraroma khas dan berwarna kuning yang bisa menghalangi pertumbuhan tanaman lain.
6. Batang pohon (termasuk serbuk gergaji) yang dirawat dengan bahan kimia
Batang pohon yang sebelumnya dirawat dengan bahan kimia saat dicampur dengan bahan kompos dan mengalami proses penguraian bisa menyebarkan bahan kimia ke dalam kompos dan tanah lalu bahan kimia-nya diserap oleh tanaman.
Pasti pernah dengar bahwa pupuk kimia merusak unsur hara tanah dan membuat tanah tidak subur? Bahan kimia dari pupuk itu juga bertahan dalam pohon, dan bisa menyebar ke tanah dan tanaman melalui proses penguraian.
7. Aerosol, bahan kimia, batre
Termasuk barang-barang yang mengandung bahan kimia seperti ini sudah pasti berbahaya untuk tanah, tanaman, dan lingkungan.
8. Plastik dan semua barang mengandung plastik
8. Plastik dan semua barang mengandung plastik
Ini termasuk kertas berlapis plastik seperti kertas label, kantung plastik, polybag, botol plastik. Pokoknya, jauhkan semua jenis plastik dari bahan kompos.
Beberapa supermarket mengeluarkan plastik yang katanya bisa hancur sendiri saat dikubur dalam tanah, tapi tanah perlu waktu hingga ratusan tahun untuk mengurai plastik sampai benar-benar habis dan setelah itu kondisi tanah tidak akan sebaik sebelum tercampur dengan plastik.
9. Kertas mengkilap (glossy paper)
Sudah disebutkan di atas bahwa minyak dan plastik tidak bisa diurai secara organik, sementara bahan kimia berbahaya untuk tanah dan tanaman. Kertas memang bisa dijadikan pupuk kompos, tapi kertas mengkilap yang dilapisi plastik, minyak, atau bahan kimia lebih baik jauhkan dari kompos.
Mendaur ulang kertas mengkilap jadi kerajinan tangan dan barang-barang yang berguna adalah ide bagus.
10. Popok, tampon, pembalut (semua jenis pembalut)
Termasuk kain yang dipakai untuk menyeka atau membalut luka. Semua sampah ini berresiko menularkan penyakit pada kompos, tanah, dan tanaman.
11. Kotoran hewan karnivora
Kotoran hewan ternak herbivora (seperti sapi dan kambing) memang bisa dijadikan pupuk kandang. Tapi jangan gunakan kotoran hewan karnivora karena bisa menyebarkan parasit.
Tahu tentang hewan ternak yang digembalakan di TPA (tempat pembuangan akhir /tempat sampah)? Jangan gunakan sebagai pupuk kandang, karena berresiko menyebarkan penyakit dan parasit. Daging dari hewan ternak seperti ini sama berbahayanya. Lagipula sangat menjijikkan.
Jangan campur sampah-sampah tersebut ke dalam bahan kompos, karena akan merusak proses kompos, berbahaya untuk tanah dan tanaman, serta berbahaya untuk tubuh kita.
Artikel ini bagian dari rangkaian ‘kebun organik’:
Ini adalah update Daftar Sampah yang Tidak Bisa Dijadikan Pupuk Kompos terbit tanggal 02 Juli 2016.
0 Comments